Inilah Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Atasi Learning Loss

Rabu, 18 Mei 2022 - 08:16 WIB
loading...
Inilah Keunggulan dan...
Ketua Pusat Studi Literasi Universitas Negeri Surabaya Prof Dr Kisyani, MHum memberikan materi dalam webinar Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Atasi Learning Loss yang digelar virtual pada Selasa (17/5/2022). Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Kehilangan pengetahuan atau learning loss menjadi salah satu dampak pandemi Covid-19 yang dapat terjadi pada para pelajar. Tidak adanya pembelajaran tatap muka (PTM) dan kendala-kendala yang terjadi ketika pembelajaran jarak jauh (PJJ) tak menutup kemungkinan dapat menyebabkan seseorang mengalami learning loss.

Metode pembelajaran berbasis proyek atau project based-learning (PBL) dinilai bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan keterampilan pelajar. Termasuk keterampilan pelajar dalam literasi atau bahasa.



Hal itu diungkapkan Ketua Pusat Studi Literasi Universitas Negeri Surabaya Prof Dr Kisyani, MHum dalam webinar Pembelajaran Berbasis Proyek untuk Atasi Learning Loss yang digelar virtual pada Selasa (17/5/2022).

“Pembelajaran berbasis proyek mengembangkan keterampilan berpikir dan kreativitas,” kata Prof Kisyani dalam pemaparannya.

Di kesempatan yang sama, dia sekaligus memaparkan keunggulan-keunggulan PBL.

“Kelebihan pembelajaran berbasis proyek atau project based-learning dapat meningkatkan motivasi siswa untuk tekun dan berusaha keras dalam mencapai proyek serta merasa bahwa metode pembelajaran ini menyenangkan,” jelas dia.



Kelebihan lainnya yakni meningkatkan kemampuan pelajar untuk memecahkan masalah, meningkatkan keterampilan mengelola sumber belajar, meningkatkan kolaborasi, serta mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.

“Pembelajaran berbasis proyek juga meningkatkan keterampilan mengelola sumber dan praktik dalam mengorganisasi proyek,” ungkapnya.

Di lain sisi, ada pula kelemahan dalam metode pembelajaran ini. Di antaranya membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan menghasilkan produk, membutuhkan biaya yang cukup, serta butuh guru yang terampil dan mau belajar.

“Membutuhkan fasilitas, peralatan, dan bahan memadai. Metode ini juga tidak sesuai untuk peserta didik yang mudah menyerah dan tidak memiliki pengetahuan serta keterampilan yang dibutuhkan, dan kesulitan melibatkan semua peserta didik dalam kerja kelompok,” katanya.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1352 seconds (0.1#10.140)